Skip to main content

PERSEPSI


PERSEPSI
( Ditulis untuk memenuhi tugas pribadi  mata kuliah Psikologi Umum, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan ( FTIK ), Prodi TBI 1, Semester 2 )

Oleh: Mahasiswa TBI 1
(Riandry Fadilah Nasution, NIM : 14 20300116)
A.    Pendahuluan
Puji syukur Penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan kesehatan dan kesempatan sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Serta sholawat dan salam kepada junjungan kita Nabi Muhammad Saw beserta keluarga dan para sahabatnya, yang telah membawa kita dari alam kegelapan menuju alam yang terang benderang yang dihiasi iman dan taqwa seperti yang kita rasakan saat ini.
Penulisan makalah ini bertujuan sebagai pemenuhan tugas pribadi yang diberikan oleh dosen Drs. H. Agus Salim Daulay, M. Ag yang mengajarkan mata kuliah Psikologi Umum.
Kehidupan individu tidak lepas dari lingkungannya, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial. Sejak individu dilahirkan, sejak itu pula individu langsung berhubungan dengan lingkungan luarnya. Sejak itu pula individu menerima langsung stimuli atau rangsang dari luar dirinya. Dalam rangka individu mengenali stimulus merupakan persoalan yang berkaitan dengan persepsi.
Berbicara tentang persepsi itu sendiri ada beberapa faktor-faktor yang berperan dalam persepsi. Selain itu persepsi juga terjadi melalui organisasi dan prosesnya terhadap objek persepsi. Dalam proses persepsi tersebut dapat melalui beberapa indera manusia.
Oleh karena itu, penulis akan membahas tentang persepsi yang meliputi pembahasan sebagai berikut:
1.      Pengertian Persepsi
2.      Faktor-faktor yang Berperan dalam Persepsi
3.      Organisasi Persepsi
4.      Proses Terjadinya Persepsi
5.      Objek Persepsi
6.      Konsistensi dalam Persepsi
7.      Perhatian
8.      Stimulus
9.      Hukum Weber-Fechner
10.  Faktor Individu
11.  Persepsi Melalui Indera Penglihatan
12.  Persepsi Melalui Indera Pendengaran
13.  Persepsi Melalui Indera Penciuman
14.  Persepsi Melalui Indera Pengecap
15.  Persepsi Melalui Indera kulit
16.  Persepsi Melalui Indera Ilusi
Dalam penulisan makalah, penulis menggunakan metode Library Research, Analisis Content dan Analisis Comperative. Untuk mengetahui lebih jelas tentang Persepsi, penulis akan menguraikan pembahasan secara lebih jelas dan ringkas. Semoga  dengan adanya makalah ini, wawasan pengetahuan kita semakin bertambah.
B.     Pengertian Persepsi
Ada beberapa ahli psikologi yang menjelaskan  pengertian persepsi, diantaranya:
1.    Menurut McMahon, persepsi adalah proses menginterpretasikan rangsang (input) dengan menggunakan alat penerima informasi (sensory information).
2.    Menurut Morgan, King dan Robinson, persepsi menunjukkan bagaimana kita melihat, mendengar, merasakan, mengecap, mencium dunia sekitar kita, dengan kata lain persepsi sebagai segala sesuatu yang dialami manusia.
3.    Menurut William James, persepsi terbentuk atas dasar data-data yang kita peroleh dari lingkungan yang diserap oleh indera kita, sebagian lainnya diperoleh dari pengolahan ingatan (memori) kita (diolah kembali berdasarkan pengalaman yang kita miliki). (Sumanto, 2014 : 52-53)
4.    Menurut Moskowitz dan Orgel, persepsi adalah proses yang integrated dari individu terhadap stimulus yang diterimanya. (Bimo Walgito, 1980 : 54)
5.    Persepsi adalah cara pandang terhadap sesuatu atau mengutarakan pemahaman hasil olahan daya pikir, artinya persepsi berkaitan dengan faktor-faktor eksternal yang direspon melalui pancaindera, daya ingat, dan daya jiwa. (Nurussakinah Daulay, 2014 : 150-151)
6.    Persepsi adalah kemampuan untuk membeda-bedakan, mengelompokkan, memfokuskan dan sebabagainya, yang selanjutnya diinterpretasi. (Sarlito Wirawan Sarwono, 2010 : 86)
7.    Persepsi adalah proses mendeteksi Stimulus. (Eva Latipah, 2012 : 64)
Jadimenurut penulis, persepsi adalah suatu proses penginterpretasian dan pemahaman yang menggunakan alat-alat indera manusia itu sendiri terhadap stimulus yang diterimanya yang merupakan suatu proses yang integrated.Persepsi berlangsung saat seseorang menerima stimulus dari dunia luar yang ditangkap oleh organ-organ bantunya yang kemudian masuk ke dalam otak. Di dalamnya terjadi proses berpikir yang pada akhirnya terwujud dalam sebuah pemahaman. Pemahaman ini yang kurang lebih disebut persepsi.
C.     Faktor-faktor yang Berperan dalam Persepsi
Berkaitan dengan faktor-faktor yang berperan dalam persepsi dapat dikemukakan adanya beberapa faktor, yaitu: (Bimo Walgito, 1980 :  101)
1.    Objek yang dipersepsi
Objek menimbulkan stimulus yang mengenai alat indera atau reseptor. Stimulus dapat datang dari luar individu yang mempersepsi, tetapi juga dapat datang dari dalam diri individu yang bersangkutan yang langsung mengenai syaraf penerima yang bekerja sebagai reseptor. Namun sebagian terbesar  stimulus datang dari luar individu.
2.     Alat indera, syaraf, dan pusat susunan syaraf
Alat indera atau reseptor merupakan alat untuk menerima stimulus. Di samping itu juga harus ada syaraf sensoris sebagai alat untuk meneruskn stimulus yang diterima reseptor ke pusat susunan syaraf, yaitu otak sebagai pusat kesadaran. Sebagi alat untuk mengadakan respon diperlukan syaraf motoris.
3.    Perhatian
Untuk menyadari atau untuk mengadakan persepsi diperlukan adanya perhatian, yaitu merupakan langkah pertama suatu persiapan dalam rangka mengadakan persepsi. Perhatian merupakan pemusatan atau konsentrasi dari seluruh aktivitas individu yang ditujukan kepada sesuatu atau sekumpulan objek.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa untuk mengadakan persepsi adanya beberapa faktor yang berperan, yang merupakan syarat agar terjadi persepsi, yaitu objek atau stimulus yang dipersepsi, alat indera dan syaraf-syaraf serta pusat susunan syaraf dan perhatian yang merupakan langkah pertama dalam mengadakan persepsi.
D.    Organisasi Persepsi
Dalam organisasi persepsi ada dua teori yang berbeda atau bahkan dapat dikatakan perlawanan dalam hal persepsi, yaitu: (Bimo Walgito, 1980 :  104-105)
1.    Teori elemen
Menurut teori elemen dalam individu mempersepsi sesuatu maka yang dipersepsi mula-mula adalah bagiannya, kemudian keseluruhan. Jadi, kalau seseorang mempersepsi sesuatu maka yang dipersepsi terlebih dahulu adalah bagian-bagiannya, baru kemudian keseluruhannya. Dalam hal ini dapat dikemukakan bahwa dalam seseorang mempersepsi sesuatu bagian-bagiannya merupakan hal yang primer, sedangkan keseluruhannya merupakan hal yang sekunder.
2.    Teori Gestalt
Menurut teori Gestalt dalam seseorang mempersepsi sesuatu yang primer adalah keseluruhannya, sedangkan bagian-bagiannya adalah sekunder. Jadi kalau seseorang mempersepsi sesuatu maka yang dipersepsi terlebih dahulu adalah keseluruhannya, baru kemudian bagian-bagiannya.
Sampai saat ini kedua teori tersebut masih bertahan, namun ternyata teori gestalt lebih berkembang daripada teori elemen. Baik teori elemen maupun teori gestalt keduanya berpengaruh dalam berbagai macam bidang, misalnya dalam psikologi belajar.
E.     Proses Terjadinya Persepsi
Proses persepsi dimulai dengan objek menimbulkan stimulus, dan stimulus mengenai alat indera atau reseptor yang disebut dengan proses fisik. Stimulus yang diterima oleh alat indera diteruskan oleh syaraf sensoris ke otak. Proses ini disebut proses fsiologis. Kemudian terjadilah proses di otak sebagai pusat kesadaran sehingga individu menyadari apa yang dilihat, didengar, atau apa yang diraba. Yang terjadi dalam otak atau dalam pusat kesadaran disebut proses psikologis. Dengan demikian, dapat dikemukakan bahwa taraf terakhir dari proses persepsi ialah individu menyadari tentang misalnya apa yang dia lihat, didengar, atau yang diraba, yaitu stimulus yang diterima melalui alat indera. Proses ini merupakan proses terakhir dari persepsi dan merupakan persepsi yang sebenarnya. (Bimo Walgito, 1980 : 102)
Sehingga dapat dibuat skema sebagai berikut:
FASE FISIS
FASE PSIKOLOGIS
PERANGSANG DIBAWA SARAF SENSORIS KE SISTEM SUSUNAN SARAF PUSAT
PERANGSANG SAMPAI PADA SARAF PUSAT DAN TERJADI KESADARAN DAN PERSEPSI
PERANGSANG DITANGKAP OLEH INDERA
FASE FISIOLOGIS
 










F.      Objek Persepsi
Objek persepsi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu: (Bimo Walgito, 1980 : 108-109)
1.    Persepsi berobjekkan Manusia (person perception/ social perception)
Pada objek persepsi manusia, manusia yang dipersepsi mempunyai kemampuan-kemampuan, perasaan, ataupun aspek-aspek lain seperti halnya pada orang yang mempersepsi. Orang yang dipersepsi akan dapat mempengaruhi pada orang yang dipersepsi, dan hal ini tidak akan dijumpai apabila yang dipersepsi itu nonmanusia.
2.    Persepsi berobjekkan nonmanusia (nonsocial perception)
Pada objek persepsi nonmanusia, maka objek persepsi tidak mempunyai aspek-aspek yang sama dengan yang mempersepsi. Apabila yang dipersepsi itu manusia dan nonmanusia, maka adanya kesamaan tetapi juga adanya perbedaan dalam persepsi tersebut. Persamaannya yaitu apabila manusia dipandang sebagai objek benda yang terikat pada waktu dan tempat seperti benda – benda yang lain. Walaupun demikian sebenarnya antara manusia dan nonmanusia itu terdapat perbedaan yang mendasar.

G.    Konsistensi dalam Persepsi
Macam-macam konsistensi dalam persepsi, yaitu: (Bimo Walgito, 1980 : 109-110)
1.    Konsistensi bentuk
Pengalaman memberikan pengertian bahwa bentuk uang logam itu bulat. Hal tersebut sebagai hasil persepsi, yaitu bahwa uang logam itu bulat, dan disimpan dalam ingatan seseorang. Kalau seseorang melihat uang logam dalam posisi miring, maka akan terlihat bahwa uang logam tersebut tidak kelihatan bulat. Namun demikian orang akan selalu berkata bahwa uang logam itu bulat. Ini berarti hasil persepsi itu tidak semata-mata ditentukan oleh stimulus secara objektif semata, tetapi individu yang mempersepsi ikut aktif dalam hasil persepsi.
2.    Konsistensi warna
Atas dasar pengalaman orang mengerti bahwa susu murni itu berwarna putih. Walaupun pada suatu waktu orang dijamu minuman susu yang penerangannya agak remang-remang berwarna merah sehingga susu itu kelihatan agak merah, tetapi dalam mempersepsi susu tersebut orang akan berpendaat bahwa susu itu berwarna putih. Inilah yang disebut konsistensi warna.
3.    Konsistensi ukuran
Pengalaman memberikan pengertian bahwa binatang yang namanya gajah yang telah dewasa itu ukurannya besar, lebih besar dari seekor harimau. Apabila seseoran melihat seekor gajah dari kejauhan maka gajah tersebut kelihatannya keci, makin jauh jaraknya kelihatannya akan makin kecil. Sekalipun yang dilihat itu kecil, namun dari hasil persepsi tetap orang menyatakan bahwa gajah itu tetap mempunyai ukuran yang besar. Inilah yang disebut sebagai konsistensi ukuran.
H.    Perhatian
1.    Pengertian perhatian
a.    Perhatian merupakan pemusatan atau konsentrasi dari seluruh aktivitas individu yang ditujukan kepada suatu objek atau sekumpulan objek. (Bimo Walgito, 1980 : 110)
b.    Perhatian adalah hal yang timbul dengan adanya pemusatan kesadaran terhadap sesuatu dengan kata lain keaktifan jiwa yang diarahkan kepada suatu objek, baik didalam maupun diluar dirinya. (Nurussakinah Daulay, 2014 : 157)
Dengan demikian dapat disimpulkan perhatian adalah sesuatu yang timbul dari adanya pemusatan kesadaran terhadap suatu objek atau sekumpulan objek.
2.    Macam-macam perhatian
a.    Ditinjau dari segi timbulnya perhatian dibedakan atas dua, yaitu:
1)   Perhatian spontan, yaitu perhatian yang timbul dengan sendirinya, timbul dengan secara spontan. Misalnya, apabila seseorang mempunyai minat terhadap musik, maka secara spontan perhatianya akan tertuju kepada musik yang didengarnya.
2)   Perhatian tidak spontan, yaitu perhatian yang ditimbulkan dengan sengaja, karna itu harus ada kemauan untuk menimbulkannya. Seorang murid mau tidak mau harus memperhatikan pelajaran sejarah misalnya, sekalipun ia tidak menyenangi, karena ia harus mempelajari. Karena itu untuk dapat mengikuti untuk pelajaran tersebut, dengan sengaja harus ditibulakan perhatian. (Bimo Walgito, 1980 : 112)
b.    Dilihat dari banyaknya objek yang dapat dicakup oleh perhatian dalam satu waktu. Perhatian dapat dibedakan menjadi:
1)   Perhatian sempit, yaitu perhatian individu yang hanya dapat memperhatikan sedikit objek atau objeknya terbatas, sekalipun ia berada dalam lingkungan ramai. Dan lagi orang semacam itu tidak mudah memindahkan perhatiannya ke objek lain, jiwanya tidak mudah tergoda oleh keadaan sekelilingnya. (Nurussakinah Daulay, 2014 : 158)
2)   Perhatian yang luas, yaitu perhatian individu yang pada suatu waktu dapat memperhatikan banyak objek sekaligus misalnya orang melihat pasar malam, ada orang yang dapat menangkap banyak objek sekaligus, tetapi sebaliknya ada orang yang tidak dapat berbuat demikian. (Bimo Walgito, 1980 : 112-113)
c.    Dilihat dari fluktuasi perhatian, dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
1)   Perhatian statis, yaitu perhatian yang tetap terhadap sesuatu. Ada orang yang dapat mencurahkan perhatiannya pada sesuatu seolah-olah tidak berkurang kekuatannya. Misalnya, seorang anak memperhatikan sekali pelajaran seni suara. Agaknya pelajaran itu cocok untuknya. Dalam waktu agak lama perhatiannya terhadap suasana musik atau seni masih cukup kuat, tidak mudah berpindah ke objek lain. (Nurussakinah Daulay, 2014 : 157)
2)   Perhatian dinamis, yaitu individu dapat memindahkan perhatiannya secara lincah dari suatu objek ke objek lain. Individu yang mempunyai perhatian semacam ini akan mudah memindahkan perhatiannya dari satu objek ke objek lain. (Bimo Walgito, 1980 : 113)
I.       Stimulus
(Bimo Walgito, 1980 : 117) Individu pada suatu waktu menerima macam-macam stimulus. Agar stimulus dapat disadari oleh individu, stimulus harus cukup kuatnya. Apabila stimulus tidak cukup kuat bagaimanapun besarnya perhatian dari individu, stimulus tidak akan dapat dipersepsi atau disadari oleh individu yang bersangkutan dengan demikian, ada batas kekuatan dari stimulus, agar stimulus dapat menimbulkan kesadaran pada individu. Batas minimal kekuatan stimulus yang dapat menimbulkan kesadaran pada individu disebut ambang stimulus.
Apabila kekuatan stimulus ditambah, maka stimulus akan makin kuat, dan orang akan mampu membedakan kekuatan stimulus yang satu dengan yang lain. Sampai sejauh mana kemampuan individu membedakan stimulus satu dengan yang lain, hal ini akan menyangkut ambang perbedaan. Ada orang yang dapat dengan tajam membedakan kekuatan stimulus antara satu dengan yang lain, tetapi adapula yang tidak dapat dengan tajam membedakannya. Pada suatu ketika walaupun stimulus itu ditambah kekuatannya, penambahan kekuatan tersebut sendiri sudah tidak dapat dirasakan oleh individu. Apabiala sudah tercapai keadaan yang demikian maka stimulus telah mencapai ambang absolut, yaitu kekuatan stimulus maksimal, kekuatan stimulus yang ada diatasnya sudah tidak dapat disadari lagi. Jadi range antara ambang absolut bawah dan ambang absolut atas atau ambang stimulus dan ambang terminal merupakan daerah kekuatan stimulus yang dapat disadari oleh individu. Seperti yang dikemukakan oleh Huygens kekuatan stimulus untuk penglihatan terletak antara 390 milimicron dan 760 milimicron. Kekuatan dibawah 360 milimicron adalah subliminal, sedangkan diatas 760 adalah supraliminal.
J.       Hukum Weber-Fechner
(Bimo Walgito, 1980 : 123-124) Weber sebagai Profesor dalam lapangan anatomi di Universitas Leipzig merasa tertarik dan mengadakan eksperimen-eksperimen dalam hubungan dengan kinestretik atau muscular sensation yaitu sampai seberapa tempat orang dapat membedakan perbedaan-perbedaan dari bermacam-macam stimuli, misalnya mengenai berat, penglihatan, sampai seberapa jauh dapat membedakan dua buah garis yang tidak sama panjangnya dan sebagainya. Dengan kata lain sampai seberapa jauh individu dapat membedakan stimulus yang berbeda keadaanya. Dia kemudian mengadakan eksperimen-eksperimen, dan dari salah satu eksperimen yang diperoleh bahwa benda yang beratnya 30 ons dapat dibedakan dengan benda yang beratnya 31 ons, dan juga dapat dibedakan dengan benda yang beratnya 29 ons. Eksperimen ini juga berlaku untuk membedakan berat 14,5 ons dengan 15 ons. Berat barang lebih kecil dari ini tidak dapat dibedakan lagi, sedangkan yang lebih berat dari ini perbedaannya dapat jelas dirasakan.
Menurut Weber stimulus yang berbeda yang perbedaan itu dapat diamati oleh individu disebut difference limen (DL) yaitu merupakan ambang perbedaan. Dari hasil eksperimennya, Weber membuat formulasi yang terkenal dengan hukum Weber yaitu:
“Di dalam memperbandingkan dua objek, perbedaan itu dapat dipersepsi apabila tambahan stimulas telah mencapai perbandingan yang tertentu terhadap standarnya”.
Secara matematis Hukum Weber dapat dinyatakan dalam bentuk rumus “dR/R= C”.R adalah (Reiz) adalah stimulasi standar dan dR adalah merupakan gambaran stimulus terhadap R supaya menimbulkan perbedaan yang dapat diamati.
K.    Faktor Individu
Dalam menghadapi stimulus dari luar, individu bersikap selektif untuk menentukan stimulus mana yang akan diperhatikan sehingga menimbulkan kesadaran kepada individu yang bersangkutan. Keadaan individu pada suatu waktu ditentukan oleh : (Bimo Walgito, 1980 : 130)
1.    Sifat struktural dari individu, yaitu keadaan individu yang lebih permanen. Ada individu yang suka memerhatikan suatu hal sekalipun hal itu kecil atau tidak berarti, tetapi sebaliknya ada individu yang bersifat acuh tak acuh terhadap keadaan sekitarnya.
2.    Sifat temporer bagi individu, yaitu keadaan individu sesuatu waktu. Orang yang sedang dalam keadaan marah akan lebih emosional daripada kalau dalam keadaan biasa, sehingga individu akan mudah sekali memberikan reaksi terhadap stimulus yang mengenainya.
3.    Aktivitas yang sedang berjalan pada individu. Hal ini juga akan turut menentukan apakah sesuatu itu akan diperhatikan atau tidak. Sesuatu hal pada suatu waktu tidak menarik perhatian seseorang tetapi pada waktu yang lain justru sebaliknya, oleh karena pada waktu itu aktivitas jiwanya sedang berhubungan dengan benda tersebut.
L.     Persepsi Melalui Indera Penglihatan
Alat indera merupakan alat utama melakukan persepsi. Rangsang berupa gelombang cahaya masuk kedalam bola mata melalui bagian-bagian mata. Proses cahaya masuk ke retina diteruskan berupa impuls menuju ke saraf otak sehingga objek dapat terlihat. (Sumanto, 2014 : 50)
Mata merupakan salah satu alat yang menerima stimulus, dan stimulus ini dilangsungkan oleh syaraf sensoris ke otak, hingga akhirnya individu dapat menyadari apa yang dilihat. Secara alur dapat dikemukakan bahwa proses persepsi berlangsung sebagai berikut:
1.    Stimulus mengenai alat indera, ini merupakan proses bersifat fisik.
2.    Stimulus kemudian dilangsungkan ke otak oleh syaraf sensoris, proses ini merupakan proses fsiologis.
3.    Di otak sebagai pusat susunan urat syaraf terjadilah proses yang akhirnya individu dapat menyadari atau mempersepsi tentang apa yang diterima. Ini merupakan proses psikologis. (Bimo Walgito, 1980 : 135-136)
M.   Persepsi Melalui Indera Pendengaran
Alat pendengaran utama adalah telinga. Rangsang berupa gelobang suara masuk kedalam telinga melalui bagian-bagian alat pendengaran. Gelombang suara merambat melalui tiga media:
1.    Udara
2.    Benda padat/tulang
3.    Cairan.
(Sumanto, 2014 : 50)
Telinga merupakan salah satu alat untuk mengetahui sesuatu yang ada disekitarnya. Telinga dapat dibagi atas beberapa bagian:
1.    Telinga bagian luar, yaitu merupakan bagian yang menerima stimulus dari luar.
2.    Telinga bagian tengah, yaitu merupakan bagian yang meneruskan stimulus dari telinga bagian luar, jadi bagian ini merupakan transformer.
3.    Telinga bagian dalam, yaitu merupakan reseptor yang sensitif merupakan syaraf-syaraf penerima.(Bimo Walgito, 1980 : 142)
N.    Persepsi Melalui Indera Penciuman
Indera alat pencium utama adalah hidung. Rangsang berupa bau melalui udara menuju ke reseptor yang ada di rongga hidung (cavum nasalis). Prosesnya adalah bau diterima oleh rongga hidung diteruskan oleh nervus ke-1 (syaraf pembau) menuju gyrus centralis posterior. (Sumanto, 2014 : 51)
Stimulus berwujud benda-benda yang bersifat khremis atau gas yang dapat menguap, dan mempunyai alat-alat penerima yang ada dalam hidung, kemudian diteruskan oleh syaraf sensoris ke otak, dan sebagai respon dari stimulus tersebut orang dapat menyadari apa yang diciumnya, yaitu bau yang diciumnya. (Bimo Walgito, 1980 : 144)
O.    Persepsi Melalui Indera Pengecap
Alat pengecap utama adalah lidah. Rangsang berupa larutan cairan melalui lidah dan rongga mulut. Prosenya adalah larutan atau cairan yang diterima lidah masuk ke rongga mulut diteruskan nervus ke-9 menuju gyrus centralisposterior (pusat sensibilitas dikulit otak). (Sumanto, 2014 : 50)
Mengenai rasa ini ada empat macam rasa pokok, yaitu:
1.    Rasa pahit
2.    Rasa manis
3.    Rasa asin
4.    Rasa asam.
Masing-masing rasa ini mempunyai daerah penerima rasa sendiri-sendiri pada lidah. Sedang rasa-rasa lain merupakan campuran dari rasa-rasa poko ini.(Bimo Walgito, 1980 : 145)
P.      Persepsi Melalui Indera Kulit
Alat peraba utama adalah kulit. Rangsang yang diterima manusia dapat berupa rangsang mekanis, thermis, chemis, elktris, suara, cahaya. Perabaan adalah rangsang mekanis ringan pada permukaan bagian tubuh, khusunya yang tidak berambut seperti telapak kaki, bibir, dan lain-lain. Reseptornya adalah Corpuscula meissner dan Corpuscula pacini.
Setiap jenis indera adalah suatu jenis hubungan yang terdiri dari satu elemen yang sensitif (reseptor), syaraf fiber memimpin dari reseptor ke otak atau sumsum tulang belakang, dan berbagai stasiun penerima dan daerah pemrosesan dalam otak. (Sumanto, 2014 : 51)
Q.    Illusi
Illusi adalah kesalahan individu dalam memberikan interpretasi atau arti terhadap stimulus yang diterimanya. Misalnya, tonggak dikira sebagai orang yang sedang berdiri. Tonggak disini merupakan objek yang menimbulkan stimulus, dan stimulus ini diartikan sebagai orang yang sedang berdiri. Jadi disini, terdapat kesalahan dalam memberikan impretasi terhadap stimulus yang diterimanya. Illusi bukanlah merupakan kelainan dalam kehidupan kejiwaan seseorang. Hal ini berlainan dengan halusinasi yang merupakan kelainan dalam jiwa seseorang. Pada halusinasi individu merasa mengalami persepsi, sekalipun secara objektif individu yang bersangkutan tidak dikenai suatu stimulus.
Mengenai illusi terdapat adanya bermacam-macam faktor yang menjadi sebab, yaitu: (Bimo Walgito, 1980 : 148-149)
1.    Faktor ke-alaman
Illusi terjadi karena faktor alam misalnya, illusi gema, illusi kaca.
2.    Faktor stimulus
a.    Stimulus yang mempunyai arti lebih dari satu dapat menimbulkan illusi.
b.    Stimulus yang tidak dianalis lebih lanjut, memberikan impresi secara total.
3.    Faktor individu
Ini disebabkan karena adanya kebiasaan dan dapat juga karena adanya kesiapan psikologis dari individu. Karena kebiasaan orang apabila mendengar bunyi klakson tertentu dapat memberikan interpretasi bahwa mobil yang datang dari belakang itu adalah mobil fiat, karena klaksonnya yang spesifik. Tetapi ternyata bukan, maka disini terjadi kesalahan karena adanya kebiasaan kalau klakson semacam itu adalah klakson mobil fiat itu.
R.     Kesimpulan
1. Pengertian persepsi
Persepsi adalah suatu proses penginterpretasian dan pemahaman yang menggunakan alat-alat indera manusia itu sendiri terhadap stimulus yang diterimanya yang merupakan suatu proses yang integrated.
Persepsi berlangsung saat seseorang menerima stimulus dari dunia luar yang ditangkap oleh organ-organ bantunya yang kemudian masuk ke dalam otak. Di dalamnya terjadi proses berpikir yang pada akhirnya terwujud dalam sebuah pemahaman. Pemahaman ini yang kurang lebih disebut persepsi.
2. Faktor-faktor yang berperan dalam persepsi, yaitu:
a.    Objek yang dipersepsi
b.    Alat indera, syaraf, dan pusat susunan syaraf
c.    Perhatian
3. Organisasi persepsi
a.    Teori elemen
b.    Teori grestalt
4. Proses terjadinya persepsi
Proses persepsi dimulai dengan objek menimbulkan stimulus, dan stimulus mengenai alat indera atau reseptor yang disebut dengan proses fisik. Stimulus yang diterima oleh alat indera diteruskan oleh syaraf sensoris ke otak. Proses ini disebut proses fsiologis. Kemudian terjadilah proses di otak sebagai pusat kesadaran sehingga individu menyadari apa yang dilihat, didengar, atau apa yang diraba. Yang terjadi dalam otak atau dalam pusat kesadaran disebut proses psikologis.
5. Objek persepsi
a.    Persepsi berobjekkan Manusia (person perception/ social perception)
b.    Persepsi berobjekkan nonmanusia (nonsocial perception)
6. Konsistensi dalam persepsi
a.    Konsistensi warna
b.    Konsistensi bentuk
c.    Konsistensi ukuran
7. Perhatian
a.    Pengertian perhatian
Perhatian adalah sesuatu yang timbul dari adanya pemusatan kesadaran terhadap suatu objek atau sekumpulan objek.
b.    Macam-macam perhatian
1)   Ditinjau dari segi timbulnya perhatian dibedakan atas dua, yaitu:
a)    Perhatian spontan
b)   Perhatian tidak spontan
2)   Dilihat dari banyaknya objek yang dapat dicakup oleh perhatian dalam satu waktu. Perhatian dapat dibedakan menjadi:
a)    Perhatian sempit
b)   Perhatian yang luas
3)   Dilihat dari fluktuasi perhatian, dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
a)    Perhatian statis
b)   Perhatian dinamis
8. Stimulus
Individu pada suatu waktu menerima macam-macam stimulus. Agar stimulus dapat disadari oleh individu, stimulus harus cukup kuatnya. Apabila stimulus tidak cukup kuat bagaimanapun besarnya perhatian dari individu, stimulus tidak akan dapat dipersepsi atau disadari oleh individu yang bersangkutan dengan demikian, ada batas kekuatan dari stimulus, agar stimulus dapat menimbulkan kesadaran pada individu.
9. Hukum Weber-Fechner
Weber membuat formulasi yang terkenal dengan hukum Weber yaitu “Di dalam memperbandingkan dua objek, perbedaan itu dapat dipersepsi apabila tambahan stimulasi telah mencapai perbandingan yang tertentu terhadap standarnya”.Secara matematis Hukum Weber dapat dinyatakan dalam bentuk rumus “dR/R= C”. R (Reiz) adalah stimulasi standar dan dR adalah merupakan gambaran stimulus terhadap R supaya menimbulkan perbedaan yang dapat diamati.
10. Faktor individu
Keadaan individu pada suatu waktu ditentukan oleh :
a.  Sifat struktural dari individu
b. Sifat temporer bagi individu
c.  Aktivitas yang sedang berjalan pada individu
11. Persepsi melalui indera penglihatan
Secara alur dapat dikemukakan bahwa proses persepsi berlangsung sebagai berikut:
a.  Stimulus mengenai alat indera yaitu mata, ini merupakan proses bersifat fisik.
b. Stimulus kemudian dilangsungkan ke otak oleh syaraf sensoris, proses ini merupakan proses fsiologis.
c.  Di otak sebagai pusat susunan urat syaraf terjadilah proses yang akhirnya individu dapat menyadari atau mempersepsi tentang apa yang diterima. Ini merupakan proses psikologis.
12. Persepsi melalui indera pendengaran
Telinga merupakan salah satu alat untuk mengetahui sesuatu yang ada disekitarnya. Telinga dapat dibagi atas beberapa bagian:
a.  Telinga bagian luar, yaitu merupakan bagian yang menerima stimulus dari luar.
b. Telinga bagian tengah, yaitu merupakan bagian yang meneruskan stimulus dari telinga bagian luar, jadi bagian ini merupakan transformer.
c.  Telinga bagian dalam, yaitu merupakan reseptor yang sensitif merupakan syaraf-syaraf penerima.
13. Persepsi melalui indera penciuman
Indera pencium utama adalah hidung. Rangsang berupa bau melalui udara menuju ke reseptor yang ada di rongga hidung (cavum nasalis). Prosesnya adalah bau diterima oleh rongga hidung diteruskan oleh nervus ke-1 (syaraf pembau) menuju gyrus centralis posterior.
14. Persepsi melalui indera pengecap
Alat pengecap utama adalah lidah. Rangsang berupa larutan cairan melalui lidah dan rongga mulut. Prosenya adalah larutan atau cairan yang diterima lidah masuk ke rongga mulut diteruskan nervus ke-9 menuju gyrus centralisposterior (pusat sensibilitas dikulit otak).
15. Persepsi melalui indera kulit
Alat peraba utama adalah kulit. Rangsang yang diterima manusia dapat berupa rangsang mekanis, thermis, chemis, elktris, suara, cahaya. Perabaan adalah rangsang mekanis ringan pada permukaan bagian tubuh, khusunya yang tidak berambut seperti telapak kaki, bibir, dan lain-lain. Reseptornya adalah Corpuscula meissner dan Corpuscula pacini.
16. Illusi
Illusi adalah kesalahan individu dalam memberikan interpretasi atau arti terhadap stimulus yang diterimanya. Faktor yang mempengaruhi illusi, yaitu:
a.    Faktor ke-alaman
Illusi terjadi karena faktor alam misalnya, illusi gema, illusi kaca.
b.    Faktor stimulus
1)   Stimulus yang mempunyai arti lebih dari satu dapat menimbulkan illusi.
2)   Stimulus yang tidak dianalis lebih lanjut, memberikan impresi secara total.
c.    Faktor individu
S.      Daftar Kepustakaan
Daulay, Nurussakinah, Pengantar Psikologi, Medan, Pranadamedia Group, 2014.
Latipah, Eva, Pengantar Psikologi Pendidikan, Yogyakarta, Pedagogia, 2012.
Sumanto, Psikologi Umum, Yogyakarta, CAPS, 2014.
Walgito, Bimo, Pengantar psikologi Umum, Yogyakarta, ANDI Yogyakarta, 1980.
Wirawan Sarwono, Sarlito, Pengantar Psikologi Umum, Jakarta, PT Rajagrafindo Persada, 2009.






















Comments

Popular posts from this blog

Danau Siais, Kekayaan yang Nyata di Bumi Dalihan Natolu, Kabupaten Tapanuli Selatan

Danau Siais, Kekayaan yang Nyata di Bumi Dalihan Natolu, Tapanuli Selatan Assalamualaikum warohmatullohi wabarokatuhu, hello teman teman. kali ini saya akan mengajak kalian berimajinasi ke dalam keindahan yang nyata di Kabupaten Tapanuli Selatan. yah, Indonesia adalah negara yang sangat kaya dengan alamnya. Banyak kekayaan yang tersimpan di dalamnya dari Sabang sampai Merauke. Ada laut, gunung, sawah, air terjun, danau dan lain lain. Mungkin diantara teman-teman mengetahui Danau yang ada di Sumatera Utara hanya Danau Toba saja, namun kali ini saya akan menceritakan sedikit tentang Danau yang ada di Sumatera Utara selain Danau Toba yaitu Danau Siais. Teman-teman sebelum ngetrip ke danau Siais tentu teman-teman harus baca sedikit deskripsi dentang danau ini. Kalau berbicara mengenai letak, jangan khawatir danau ini terletak kurang lebih 50 km dari Kota Padangsidimpuan. Danau ini terletak di desa Raniate, kecamatan Angkola Sangkunur, Kabupaten Tapanuli Se...

Contoh Case Building Paper dalam Debate

CORRUPTION AND JUSTICE OF LAW (OPPOSITE TEAM) Ø   THW ban corruption and make justice of law        I.               ü   Assertion : Corruption is extortion. ü   Reason : 1.       Corruption makes the financial of country is low. Automatically, the country has done the corruption will be poor. 2.       Corruption makes a gap between poor people and rich people. ü   Evidence : 1.        Based on @detikfinance (Friday, 17 th February 2013), that is one of famous website in Indonesia. They said that the debt of Indonesia in World Bank until 2013 achieve Rp. 2000 trillion, and the main cause of it is corruption. Whereas on Global Financial Integrity (GFI) in Washington DC (Thursday, ...

Valuable Experiences with Camp EPIC 4

Assalamualaikum warohmatullohi wabarokatuhu Bagaimana kabarnya hari ini teman-teman?. Semoga hari-hari kalian selalu ceria ya. Nah, teman-teman hari ini saya mau cerita tentang pengalaman berharga yang tak terlupakan yang saya alami di Surabaya dalam acara Camp EPIC Pre-Service English Teacher 4 bulan Januari 2018 lalu. Nah, buat kamu yang ingin menjadi bahagian dari Camp EPIC, sangat dianjurkan membaca ini agar menambah semangat kalian. Semoga nanti beruntung ya. Saya bakalan cerita dalam bahasa Inggris ya biar sedikit keren gitu. hehehehe.... Oh ya saya Riandry Fadilah Nasution. Sekarang saya sudah menjadi alumni IAIN Padangsidimpuan . EPIC Camp itself is a routine activity held by the RELO (Regional English Language Office) Jakarta under the auspices of US Embassy Jakarta. EPIC itself stands for Empowered, Prepared, Inspired, and Connected. EPIC is the motto of activity because each participant is expected to be Empowered, Prepared, Inspired and Connected teacher. EPIC tha...